Sabtu, 26 Juli 2014

Tugas 1 - Ilmu Budaya Dasar

A. Pendekatan Kesusastraan
Ilmu budaya dasar yang semula dinmakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan memelajari the humanties orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berdubaya dan lebih halus. The humanities berhubunga dengan nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Hampir setiap jaman seni termasuk sastra memegang peranan yang penting dalam te humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai nilai kemanusiaan,dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dala filsafat atau agama. Dibanding dengan cabang humanities yang lain, seperti misalnya ilmu bahasa, seni memegang peranan yang penting karena nilai-nilai kemanusiaan disampaikannya normative.
Karena sni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normative, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normative, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Sastra mempnyai peran yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra memergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa memunyai kemampua untuk menampung hamper semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia memergunakan bahasa. Dalam usaha untuk mengatur hubungan alam semesta yang melahirkan pengetahuan dan mengatur hubungan antara sesamanya yang melahirkan ilmu social, manusia menggunakan bahasa. Pada hakekatnya manusia dan bahasa  adalah satu. Kenyataan inilah memermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi Karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang jga menggunakan bahasa adalah abstraksi. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normative. Cabang cabang seni yang lain juga dapat menarik tanpa cerita, akan tetapisulit bagi penciptanya mengemukakan gagasannya. Dalam music misalnya, kata-kata penciptanya tertelanoleh melodinya.
Karena seni memegang peran penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipunyang lebih penting adaalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lpas dari pengamatan orang lain.

B. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak pandanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau  prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umunya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
A. Prosa lama meliputi
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara

B. Prosa baru meliputi
1. Cerita pendek
2. Roman/novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobbiografi

C. Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa Fiksi) langsung atau tidak langsung membawaakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang dipeoleh pembaca lewat sastra antara lin :
1. Prosa fiksi membei kesenangan
Keisti,ewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa Fiksi Memberikan Warisan Kultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak hentinya dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa Memberikan Keseimbangan Wawasan
Lewat prrosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak indiidu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Ada semacam kaidah kemungkinan yang tidak mungkin dalam fiksi inilah yang memungkinkan penbaca untuk dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup dan kehidupan manusia.

Contoh kasus
Dikisahkan terdapat dua orang yang telah lama putus cinta namun masih memendam rasa yang sama satu sama lain. Pada satu kesempatan tokoh pria berjanji menemui wanita yang dicintainya di rumah sang wanita. Waktu terus berlalu si pria pun tak kunjung datang hingga sang wanita pun merasa kecewa dan kembali masuk kerumahnya. Tak lama berselang ada seseorang yang memanggil namanya yang ia pun tak mengenal suara tersebut, kembalilah sang wanita keluar rumah dan didapatinya sebuah surat dari si pria yang dicintainya yang berisi “aku selalu mencintaimu”, berbunga bunga hatinya. Akan tetapi ketika ia melihat tak nampak si pria tersebut, hanya sekerumunan warga sajalah yang sedang melihat sesuatu kejadian. Bersegeralah si wanita tersebut melihat apa yang terjadi dibawah guyuran hujan yang begitu derasnya. Dengan begitu penasaran atas apa yang terjadi sang wanita pun masuk kedalam kerumunan warga untuk sampai di titik terdekat dengan tempat kejadian perkara tersebut. Tak lama ia pun menangis tak tertahankan didepan jasad seseorang yang sedang dinantinya yang sangat dicintainya. Tak ada apapun yang dapat diperbuatnya, yang tersisa hanya rasa sesal yang mendalam karena perasaan yang ia rasakan lebih dalam dari yang sebelumnya dan kesedihan yang didapatpun lebih dalam dari yang dirasakannya ketika putus cinta dulu.
By: Tri Hariadi
Analisa:
Berdasarkan contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa cerita fiksi yang tertulis diatas merupakan ilmu budaya dasar yang menitik beratkan persoalannya pada manusia dan cinta kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar